the story


Dahulu kala di tengah hutan yang tentram, hutan itu sangat penuh dengan binatang & tumbuhan liar, dikarenakan hutan itu terlalu lebat akan pohon-pohon yg tumbuh di dalam hutan, hutan itu tidak terjamah oleh manusia, hanya saja sekali-kali seorang ksatria berkuda sekedar melewati atau bermalam  untuk besoknya melanjutkan perjalanan lagi

Didalam hutan itu, hiduplah seekor burung gagak kecil, bulu burung itu sangat hitam, sehitam arang, dia burung yang sangat baik & ramah, walau terkadang banyak penghuni hutan yang takut melihatnya,
Suatu hari pada saat si gagak kecil sedang berkeliling hutan bersama temannya ‘si merah’ untuk mencari makan, ia melihat mawar putih, ia pun segera hinggap di ranting pohon dan mengamati mawar putih itu, si merah pun mengikutinya hinggap di ranting pohon,


“mengapa kau terdiam, kau lapar?” Tanya si merah

“tidak… aku sedang melihat mawar putih itu… dia cantik sekali” jawab gagak sembari menunjuk mawar putih

 “dia memang cantik tapi ku dengar kata si rusa dia sangat congkak, ia selalu merasa ia lah yang paling cantik dari semua penghuni hutan ini” balas si merah

“hm…” gagak hanya bergumam

“ayo kita lanjutkan perjalanan kita, aku sudah lapar” ajak si merah
Mereka lalu melanjutkan mencari makan, di sepanjang perjalanan gagak hanya memikirkan mawar putih itu, ia bahkan seringkali hampir menabrak pohon karena melamun.  

Esok pagi harinya gagak pun segera pergi dari sangkarnya dan melesat ke dalam hutan, tanpa berpikir panjang ia langsung ke tempat mawar putih itu, lagi-lagi ia hanya terpaku melihat dari jauh, ingin ia menghapiri bunga itu, ia ingin mendekati mawar itu, tapi rasanya sayapnya susah untuk ia kepakkan.

Hari demi hari pun berlalu, namun tak sedikit pun keberaniannya  terkumpul untuk mendekati si mawar putih, suatu hari di saat dia sedang mengamati mawar itu, ia melihat ada ksatria berkuda yang berhenti tepat di depan mawar itu

“mawar yang indah sekali, aku ingin istriku melihat mawar ini” pikir sang ksatria dalam hati
gagak melihat ksatria itu pun turun dari punggung kuda coklatnya, tangan ksatria itu pun mulai mendekati mawar putih, dan tanpa basa-basi lagi, gagak mengepakkan sayapnya menuju si mawar itu berada, gagak lalu mencoba untuk menyelamatkan si mawar, ia mencakar-cakar sang ksatria dengan kakinya yang kecil, kukunya yang tajam membuat muka sang ksatria terluka, sang ksatria pun menjauhi mawar putih & gagak itu, dia pun segera naik ke punggung kudanya dan pergi meninggalkan mereka

“kau tak papa mawar putih?” Tanya gagak

“mengapa kau mencakar dia!? Mengapa kau membuat dia meninggalkanku!?”  bentak mawar putih

“a-aku hanya ingin menyelamatkanmu” jawab gagak gugup

“menyelamatkan!?  Menyelamatkan apanya!? Jakalau saja ia td mengambilku itu tandanya ia telah 
menyelamatkanku keluar dari hutan jelek ini!!!” balas mawar dengan kasar

“maafkan aku mawar… maafkan aku…” gagak memohon maaf dengan wajah tertunduk

“jangan harap aku akan memaafkanmu gagak jelek!” bentak mawar putih itu
Gagak pun segera meninggalkan mawar putih, ia tak ingin membuat mawar putih semakin marah, ia pulang ke sangkarnya dengan penuh sesal, ia pun beristirahat dengan tidak tenang

Esok paginya ia terbangun dan ia pun pergi ke tempat mawar itu, sembari ia terbang ke tempat mawar putih, ia memungut biji-bijian terbaik, sesampainya ia di tempat si mawar

“selamat pagi mawar… maafkan aku mawar untuk kejadian kemarin… ini makanan untukmu mawar” sapa si gagak sembari meletakkan biji-bijian di sekeliling mawar

“dasar gagak bodoh! Aku tidak makan biji-bijian seperti burung jelek lainnya, ambilkan aku air di sungai itu, aku butuh air” bentak si mawar yang masih kesal karena kejadian kemarin

“baiklah mawar tunggu sebentar…” jawab si gagak
Gagak pun segera melesat pergi ke sungai yang terdekat, ia pun melipat daun terlebar yang jatuh untuk di jadikan tempat air untuk si mawar, ia mengambil air dengan sangat susah payah karena aliran sungai saat itu sedang deras, sesudahnya ia mengambil air, ia bertemu dengan si merah

“sedang apa kau gagak?” Tanya si merah dengan penuh heran melihat sahabatnya kepayahan membawa air

“aku sedang mengambil air untuk si mawar” jawab si gagak

“bolehkah aku membantumu?” jawab si merah sembari mengulurkan sayapnya

“ah tidak usah… tak apa… aku bisa kok” balas gagak

“sudah sini airnya, aku bantu” si merah pun membantu si gagak tanpa basa-basi, dan membantu gagak membawa airnya untuk mawar

Komentar